tradisi bunuh diri Jepang(harakiri)

Tradisi Kematian Terhormat Ala Jepang, Seppuku (Harakiri)

 

Apa yang Anda pikirkan jika mendengar kata Jepang? Mungkin segala hal yang berbau teknologi canggih atau makanan khasnya yang biasa dimakan bersama wasabi dan mungkin juga kartun Jepang yang disebut sebagai anime. Banyak hal yang bisa dibicarakan dan diulas karena negara Jepang mempunyai berbagai hal yang unik dan menarik. Jepang juga dikenal sebagai negara maju yang memiliki berbagai teknologi canggih dan inovatif. Namun apakah Anda pernah mendengar sebuah tradisi Jepang yang sedikit menyeramkan dan terdengar sadis namun dianggap sebagai suatu kehormatan bagi samurai Jepang?

Tradisi tersebut disebut dengan Seppuku atau mungkin yang lebih populer dikenal sebagai tradisi Harakiri. Tetapi di negara Jepang, kata Harakiri sendiri hampir tidak pernah digunakan, sebab kata tersebut mempunyai definisi secara langsung yaitu "memotong perut". Jadi di negara asalnya, masyarakat Jepang lebih sering menggunakan kata Seppuku untuk menyebut tradisi mati dengan hormat dan dijadikan sebagai bentuk termulia bagi seorang samurai untuk mati karena ada tata cara ritual yang perlu dilakukan.

Seppuku adalah kata yang berasal dari gabungan huruf kanji yaitu "Setsu" yang bermakna "memotong" dan "Fuku" yang bermakna "perut". Sedangkan untuk kata Harakiri adalah Asal dari gabungan huruf kanji "Hara" yang bermakna "perut" dan kata "Kiri" yang bermakna "memotong". Tradisi Seppuku (Harakiri) pertama kali dilakukan pada abad ke-12.

Kala itu kebiasaan menjalankan tradisi Seppuku dilakukan sebagai salah satu bentuk penebusan dosa yang dilakukan oleh seorang samurai dan orang-orang dari kelas atas agar tetap mendapatkan kehormatan yang sudah hilang akibat kekalahan dalam peperangan, hal ini juga diartikan sebagai menghindarkan diri dari penangkapan yang memalukan oleh musuh. Selain itu, terdapat motif lain mengapa tradisi Seppuku (Harakiri) dilakukan, yaitu untuk memperlihatkan kesetiaan para samurai kepada majikan atau pemimpin. Tetapi sejak tahun 1873, tradisi Seppuku secara resmi mulai dilarang dilakukan.

Lalu apakah Anda bertanya-tanya mengapa tradisi Seppuku mengharuskan seorang samurai memotong bagian perut?

Ini dikarenakan banyak dari orang Asia kuno yang masih mempercayai bahwa pikiran dan jiwa seseorang beristirahat di dalam perut bukannya terletak pada otak. Oleh sebab itulah agar jiwa tersebut dapat terbebas mereka memotong bagian perut.

Biasanya orang-orang yang menjalankan tradisi Seppuku (Harakiri) akan memakai kimono yang berwarna putih. Setelah itu orang tersebut diberi waktu untuk menulis puisi kematiannya, kemudian mereka akan ditawarkan makanan favorit mereka sebelum melakukan tradisi Seppuku. Nantinya di piring terakhir mereka akan diberikan sebuah belati, pedang pendek tanto atau chukoto. Terakhir orang tersebut akan membungkus tengah berlatih dengan kain, dan melanjutkan melakukan tradisi Seppuku (Harakiri).

Biasanya orang yang menjalankan tradisi Seppuku (Harakiri) tidak akan langsung mati dan malah merasakan kesakitan yang disebabkan oleh sayatan yang mereka buat di bagian perut. Oleh karenanya, ketika tradisi sedang berlangsung terdapat "kaishakuin" atau seorang samurai lain yang berdiri di belakang orang yang melakukan Seppuku dan memiliki tugas untuk memenggal kepala mereka beberapa saat setelah proses pemotongan perut tersebut.

Sebenarnya tradisi Seppuku (Harakiri) yang umum yaitu dilakukan dengan dua cara. 2 cara tersebut dikenal dengan ichimonji dan jumonji. Ichimonji merupakan tradisi Seppuku yang dilakukan dengan merobek perut dengan jalan pedang yang menusuk ke bagian kiri, setelah itu menarik pedang tersebut ke sisi kanan. Sedangkan jumonji dilakukan dengan menusukkan pedang ke ulu hati, setelah itu menghalanginya ke bawah sampai ke pusar. Cara tersebut sering diperlihatkan pada film film Jepang yang menceritakan pada masa kejayaan samurai.

Sebagai informasi, tradisi Seppuku tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Tradisi ini tidak diperbolehkan dilakukan oleh siapa saja apalagi untuk rakyat biasa. Seperti yang dijelaskan sebelumnya tradisi Seppuku hanya diperbolehkan dilakukan oleh samurai yang mau menjaga dirinya dan mati secara terhormat.

Selain itu tradisi Seppuku wajib dilakukan berdasarkan perintah. Tradisi ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang sedang menjalankan bushido. Bushido sendiri adalah kode etik kesatrian golongan samurai dalam feodalisme Jepang. Bahkan para samurai wajib meminta izin terlebih dahulu kepada daimyo atau pengusaha yang membawahi para samurai jika ingin melakukan tradisi Seppuku. Umumnya daimyo akan memberikan izin pada samurai untuk melakukan tradisi sepupuku supaya mereka tidak ditangkap oleh musuh.

Tradisi Seppuku juga bisa dilakukan oleh wanita. Wanita yang diperbolehkan melakukan ttadisi ini adalah istri dari seorang samurai yang disebut dengan Jigai. Para istri akan memotong lehernya agar mereka bisa cepat mati agar tidak ada yang bisa mencegah mereka. Umumnya wanita-wanita tersebut melakukan tradisi Seppukuu untuk menunjukkan kesetiaan kepada suami yang meninggal karena melakukan Seppuku juga. Ini juga dianggap sebagai salah satu cara untuk menghindari tindakan asusila yang bisa dilakukan oleh musuh.

 


Comments

Leave a comment

Back to top