- On 2 tahun yang lalu
- By Mitsuki
- Category Education
- 0 Likes
- 0 Comments
Aturan Pendidikan di Jepang, Mendidik dan Banyak Manfaat
Kalau bicara tentang aturan, suatu peraturan dibuat agar setiap orang patuh terhadap aturan tersebut dan tidak berlaku sewenang – wenang diluar batas aturan yang telah ditetapkan. Di sekolah Jepang pun sama halnya dengan di Indonesia, ada aturan pendidikan di Jepang yang harus dipatuhi setiap murid.
Tentu saja aturan yang dibuat dengan tujuan tertentu dan memberikan manfaat bagi semua pihak utamanya bagi murid yang diberlakukan aturan tersebut. Informasi selengkapnya mengenai apa saja aturan pendidikan yang diberlakukan dalam sistem pendidikan di Jepang, akan kita ulas dalam uraian berikut ini!
Aturan Pendidikan di Jepang
Kalau bicara tentang aturan pendidikan di Jepang, Jepang memberlakukan aturan terkait dua hal yaitu kedisiplinan dan penampilan. Mengenai kedisiplinan, ada beberapa aspek aturan yang wajib dipatuhi dan ditaati setiap murid di antaranya :
Memberi salam penghormatan terhadap guru
Sama halnya seperti sekolah yang ada di Indonesia, tanda penghormatan terhadap orang yang lebih tua termasuk guru dilakukan dengan memberi salam. Nah, di Jepang hal tersebut juga dilakukan. Selain dapat membina hubungan baik antara guru dan murid, di sisi lain penghormatan yang diberi juga dapat memberikan pelajaran bahwa setiap orang harus selalu menghormati orang lain utamanya yang lebih tua.
Di Jepang, aturan terkait dengan salam penghormatan tidak hanya berlaku untuk siswa setara SD saja bahkan mereka yang sudah kuliah di perguruan tinggi pun tetap menjalankan aturan tersebut. Mengenai perguruan tinggi terbaik di Jepang, baca : Universitas di Jepang yang Terpopuler dan Terbaik
Datang tepat waktu ke sekolah
Peraturan yang menyebutkan bahwa datang ke sekolah tepat waktu sebenarnya berlaku di semua negara, tidak hanya di Jepang saja melainkan di Indonesia.
Semua siswa di Jepang harus datang tepat waktu ke sekolah. Bahkan tidak hanya di jam sekolah saja, datang ke ekstrakurikuler juga harus tepat waktu. Utamanya klub untuk ekstrakurikuler yang berkaitan dengan olahraga, memberikan aturan yang sangat ketat bagi setiap anggota ekstrakurikuler untuk mematuhi waktu yang sudah ditentukan.
Jishuu, tidak ada guru pengganti
Jepang selalu melatih siswanya untuk bisa disiplin, termasuk ketika sedang sekolah. Oleh sebab itu, ketika guru tidak bisa mengajar maka setiap siswa di kelas tersebut harus tetap belajar sendiri sesuai dengan kurikulum atau materi ajar yang seharusnya diajarkan.
Diberlakukan jam malam
Ada peraturan terkait dengan kedisiplinan siswa di Jepang khususnya tentang penerapan jam malam. Jadi, di Jepang siswa dengan umur di bawah 18 tahun tidak boleh keluar rumah mulai pukul 10 malam. Bahkan beberapa tempat game atau tempat makan sudah menulis aturan ini secara gamblang di tempat mereka.
Makan bersama
Siswa di Jepang bisa membawa bekal atau bento yang sering Anda saksikan dalam film Jepang atau anime. Nantinya bekal yang dibawa bisa dimakan bersama – sama di kelas. Namun beberapa sekolah Jepang juga tidak memperbolehkan siswanya membawa bento atau bekal karena sudah disiapkan menu makan siang oleh dokter gizi yang sudah dipercaya sekolah untuk mengurus keperluan makan siang siswanya.
Di tingkat sekolah dasar, ada juga yang disebut sebagai kyushoku. Apa itu kyushoku? Jadi kyushoku ini berarti bahwa setiap siswa diberikan jadwal piket makan siang untuk bisa terlibat dalam setiap proses budaya makan siang sehingga mereka bisa bertanggung jawab dengan tugasnya.
Makan siang di sekolah juga mengajarkan kepada siswa untuk mengetahui perihal makanan khas Jepang karena menu yang disajikan adalah makanan khas Jepang. Dengan begitu siswa akan mengenal dan jauh lebih menghargai setiap makanan yang mereka makan sekaligus memahami kuliner Jepang sejak dini.
Budaya makan siang di Jepang juga tidak disiapkan oleh guru atau petugas sekolah karena sebagaimana yang kita tahu tak banyak petugas sekolah yang ditugaskan kecuali guru. Jadi siswa akan melakukan piket bergilir untuk menyiapkan makan siang bagi dirinya dan teman – temannya.
Beberapa siswa yang sedang melakukan piket juga harus mampu membagikan makanan kepada teman – temannya dengan sama rata. Selain itu, siswa juga harus mengetahui berapa potong daging yang tersisa dan berapa kotak susu yang masih ada sehingga jika masih ada temannya yang ingin nambah makanan, mereka masih bisa menambah dengan informasi yang sudah dibagikan tersebut.
Sangat unik bukan? Selain keunikan dari segi aturan, sistem pendidikan di Jepang juga memiliki ciri khasnya tersendiri yang membuatnya berbeda dengan yang ada di negara lain. Baca : Keunikan Sistem Pendidikan di Jepang dan Ciri Khasnya
Selain terkait kedisiplinan, aturan pendidikan di Jepang juga menekankan pentingnya mematuhi aturan terkait adab berpenampilan. Adapun aturan penampilan untuk pelajar di Jepang sebagai berikut :
Wajib menggunakan seragam
Negara Jepang termasuk negara yang memberikan kewajiban terhadap semua siswa untuk berseragam ketika sekolah. Meski sudah terdapat ciri khas tersendiri pada masing – masing sekolah, akan tetapi peraturan ini tetap diberlakukan. Hal ini dilakukan supaya setiap siswa memiliki penampilan yang sama rata dan tidak ada ketimpangan.
Bahkan soal sepatu, tas, serta sekaligus topi juga disamaratakan jadi bukan hanya seragam saja. Dengan begitu tidak akan terlihat perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin. Semuanya sama.
Dilarang menggunakan outer seragam dengan warna mencolok
Sebagaimana yang kita sudah tahu bahwa siswa di Jepang wajib menggunakan seragam. Seluruh siswa tampilannya harus sama ketika sekolah sehingga mereka tidak diperbolehkan menggunakan outer seragam yang tidak sama atau berbeda.
Berkaitan dengan warna luaran yang bisa dikenakan oleh siswa tidak ada aturan tertulisnya. Semua itu tergantung sekolahnya akan tetapi kebanyakan mantel atau outer yang digunakan siswa berwarna netral seperti hitam, abu, cokelat atau navy.
Model rambut dibatasi
Walau gaya rambut harajuku dari Jepang sangat terkenal, akan tetapi siswanya tidak diperbolehkan untuk mengecat rambut seperti tokoh kartun dengan warna yang menarik perhatian.
Model rambut siswa Jepang pun dibatasi. Misalkan untuk laki – laki wajib memiliki model rambut pendek dan rapi. Hal ini dilakukan sebagai aturan untuk mengajarkan kepada setiap siswa agar selalu menjunjung tinggi kesetaraan dan menghindari siswa terganggu konsentrasi dan fokusnya hanya karena ingin bergaya dengan model rambut yang nyentrik.
Dilarang berdandan di sekolah
Siswa di Jepang tidak boleh berpenampilan nyentrik sebagaimana yang kita sudah bahas sebelumnya. Bahkan tidak hanya soal model rambut, siswa Jepang khususnya wanita juga dilarang mengecat kuku, menggunakan aksesoris berlebihan, dan bahkan menggunakan makeup tebal di sekolah.
Hal ini dilakukan agar setiap siswa bisa fokus dan konsentrasi penuh dalam belajar bukan untuk urusan penampilan saja.
Itulah berbagai aturan pendidikan di Jepang yang diberlakukan terkait dengan kedisiplinan dan juga seragam yang harus dipatuhi. Semoga menjadi informasi menarik yang sekaligus menambah ilmu dan wawasan.
Comments