kotowaza Jepang

Peribahasa Jepang – Kotowaza

Kotowaza merupakan ucapan bijak ataupun pepatah kuno yang mempunyai banyak manfaat praktis. Mayoritas kotowaza kuno berasal dari Tiongkok, namun sebagian terdapat pula yang asli dari sejarah Jepang sendiri, negara- negara asing yang lain, ataupun sudah terbuat dari ekspresi yang lebih modern.

 

Peribahasa Jepang dibagi menjadi beberapa gaya:

- Ucapan-ucapan bijak(言い習わし iinarawashi),

- Frase idiomatik(惯用句 kanyōku),

- 4 karakter idiom(四字熟 yojijukugo).

===============================

Contoh peribahasa jepang:

1.案ずるより産むが易し。

Anzuru Yori Umu ga Anzuru Yasushi.

Makna harfiah: Melahirkan seseorang balita lebih gampang daripada mengkhawatirkan tentang perihal itu.

Arti: Rasa takut  lebih besar dibandingkan bahaya./ Suatu upaya kadang- kadang lebih gampang dari yang dicemaskan.

 

2.出る杭は打たれる。

Deru kugi wa utareru.

Arti harfiah: Paku yang menonjol ke atas hendak dipukul ke dasar.

Makna: Bila kalian menonjol, hingga hendak jadi bahan kritikan.

 

3.知らぬが仏

Shiranu ga hotoke.

Makna harfiah: Tidak ketahui merupakan Buddha.

Arti: Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan./ Terdapat kalanya lebih baik tidak mengenali kebenaran.

 

4.見ぬが花

Minu ga hana.

Makna harfiah: Tidak memandang merupakan bunga.

Makna: Tidak semacam apa yang diharapkan./ Realitas tidak cocok dengan imajinasi.

 

5.花は桜木人は武士

Hana wa sakuragi, hito wa bushi.

Arti harfiah: Bunga, bunga sakura; pria, pejuang.

Makna: Semacam bunga sakura dikira sangat utama di antara bunga- bunga, demikian pula prajurit dikira paling utama di antara manusia.

 

Ungkapan idiomatik :

 

1. 猫に小判  => Neko ni koban

Makna harfiah: koin emas untuk kucing.

Arti: Memberikan sesuatu yang berharga untuk penerima yang tidak tahu nilai barangnya/tidak bisa menghargainya.

 

2. 七転び八起き=> Nana korobi ya oki

Makna harfiah: terjatuh 7 kali, bangun 8 kali.

Arti: Jika kita mengalami kegagalan dalam kehidupan, janganlah menyerah dan cobalah lagi.

Yang terpenting tidaklah perihal buruk yang terjadi, tetapi ialah apa yang dilakukan setelah itu.

 

3. 猿も木から落ちる=>Saru mo Ki kara Ochiru

Secara Makna harfiah: Monyet pun jatuh dari pohon

Artinya: sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti akan berbuat suatu kesalahan juga.

Peribahasa ini memiliki arti yang hampir sama dengan peribahasa dalam Bahasa Indonesia  “Sepandai-pandai tupai  melompat, sekali waktu jatuh juga.

 

4.  花より団子=>  Hana yori dango

Literally: Kue onde  lebih baik daripada bunga

Arti: Memilih suatu keuntungan yang nyata daripada sesuatu yang hanya indah di mata atau di hati.

======================================================

 

4 karakter idiom:

 

1.十人十色=Jūnin toiro

Arti harfiah: 10 orang, 10 warna

Arti: Buat masing-/ nya sendiri./ Garis kehidupan( nasib) berbeda- beda buat tiap orang.

 

2.悪因悪果=Akuin akka

Makna harfiah: jahat pemicu, dampak jahat/ kurang baik menimbulkan hasil yang kurang baik pula

Arti: Kejahatan hendak menuai kejahatan./ Kau menuai apa yang kau tanam( menekankan ilham tentang karma pembalasan).

 

3.弱肉強食=Jaku niku kyō shoku

Makna harfiah: Lemah merupakan daging, yang kokoh makan

Arti: Yang terkuat dialah yang hendak bertahan

======================================================

 

Apakah peribahasa mempunyai ikatan dengan kepribadian, budaya serta nilai moral sesuatu bangsa?

 

Jawabannya merupakan terdapat. Perihal ini paling tidak bisa nampak pada sebagian kotowaza yang dipunyai oleh bangsa Jepang.

 

Sebagian peribahasa tersebut antara lain:

 

1.人を見たら泥棒と思え=Hito wo mitara dorobou to omoe

Saat memandang orang asing, berpikirlah kau lagi memandang seseorang pencuri.( Jangan yakin dengan orang asing/ orang yang tidak kau tahu).

Peribahasa ini mencerminkan minimnya rasa yakin orang jepang pada satu sama yang lain, paling utama terhadap orang yang belum diketahui.

 

2. Tabi nomor haji wa kakisute= Buang rasa malumu dikala dalam ekspedisi.

Maksud dari peribahasa ini merupakan" Tidak butuh merasa malu dikala kau terletak jauh dari rumah”.

Untuk masyarakat negeri Jepang, sanksi soal yang diberikan yang berbentuk rasa malu merupakan suatu momok yang sangat menakutkan untuk mereka. Seperti itu sebabnya orang jepang dapat bertingkah/ berperilaku lebih leluasa dikala mereka terletak di luar negara daripada di negeri mereka sendiri. Realitas ini bisa nampak dari sikap bangsa Jepang dikala menjajah Indonesia dulu. Mereka yang sangat kejam, penyiksa serta pembunuh di negara orang, serta jadi‘ orang biasa’ dikala mereka kembali kembali ke negerinya.

 

3. Ko wo suteru yabu aredo, oya wo suteru yabu nashi = Ada rumpun bambu di mana kalian dapat membuang anakmu  sendiri, tetapi tidak terdapat buat membuang orang tuamu.

Iktikad dari peribahasa ini merupakan kewajiban terhadap orang tua jauh lebih besar daripada kewajiban pada anak. Peribahasa ini berasal dari praktek buang anak yang sempat jadi trend di Jepang dahulu!

 

4.生き恥かくより、死ぬがまし=>Iki hajikaku yori, shinu ga mashi

Lebih baik mati daripada hidup menanggung malu.

Bangsa Jepang mempunyai budaya malu yang sangat besar, oleh sebab itu lahirlah gerakan HARAKIRI( bunuh diri buat menebus dosanya dengan memotong perutnya sendiri).

 

Reference :https:// en. wikipedia. org/ wiki/ Japanese_proverbs

 


Comments

Leave a comment

Back to top